Sinjai.Wahdah.Or.Id -- Saat ini kita berada di awal Juni 2025. Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan berintensitas sedang hingga tinggi akan mengguyur Kabupaten Sinjai. Jika demikian, maka potensi kemunculan petir juga akan meningkat. Apalagi, kondisi atmosfer saat ini lebih mendukung terbentuknya awan hujan Cumulonimbus yang dapat memicu badai petir. Namun, variasi cuaca lokal bisa terjadi tergantung pada pengaruh monsun, siklon tropis, dan fenomena seperti La Niña atau El Niño.
Terkait cuaca ekstrem berupa badai petir ini, Allah Azza wa Jalla secara jelas telah menyebutkan karakteristik petir dalam ayat-ayat-Nya yang suci:
أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ ۚ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ
"Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 19)
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 20)
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
"Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya. Dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Mahakeras siksa-Nya.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 13)
Dari tiga ayat ini, dapat diuraikan bahwa karakteristik petir/kilat dalam Al-Qur’an adalah:
-
Kekuatan dan Kecepatan
Petir digambarkan sebagai fenomena yang sangat cepat, kuat, dan memukau. Ini menjadi pengingat akan kekuasaan Allah yang tidak terbatas. -
Tasbih Alam
Guruh dan petir digambarkan sebagai makhluk yang tunduk kepada Allah, bertasbih dengan caranya masing-masing. -
Peringatan Spiritual
Petir digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan kehancuran atau ketakutan akibat perbuatan manusia yang melanggar aturan Allah.
Konteks ini mengajarkan manusia untuk merenungi fenomena alam sebagai tanda kebesaran Allah, mengambil pelajaran, dan meningkatkan ketakwaan. Dari ketiga ayat ini pula, kita diajarkan bahwa begitu banyak ilmu pengetahuan yang masih terpendam dan belum seluruhnya diteliti oleh kaum muslimin.
Selanjutnya, kita akan membahas proses terjadinya petir, potensi bahayanya, cara mitigasi risiko, dan apakah mungkin energi petir dimanfaatkan sebagai sumber listrik (insya Allah akan dibahas satu per satu).
A. Proses Terjadinya Petir
Petir terjadi akibat pelepasan muatan listrik di atmosfer saat kondisi tertentu. Berikut adalah proses terjadinya secara berurutan:
-
Pembentukan Awan Cumulonimbus
Petir sering terjadi pada awan cumulonimbus, yaitu awan besar yang tumbuh vertikal hingga ketinggian sangat tinggi. Awan ini terbentuk akibat pemanasan permukaan bumi, yang menyebabkan udara lembap naik ke atmosfer, mendingin, dan membentuk tetesan air atau kristal es. -
Pembentukan Muatan Listrik
Di dalam awan cumulonimbus terdapat arus udara naik dan turun (updraft dan downdraft) dengan intensitas tinggi. Tabrakan antar tetesan air, kristal es, dan partikel-partikel lainnya menyebabkan pemisahan muatan listrik, di mana muatan negatif terkonsentrasi di bagian bawah awan, dan muatan positif terkumpul di bagian atas. Permukaan bumi, yang berada di bawah awan, menjadi bermuatan positif akibat induksi listrik. -
Peningkatan Tegangan Listrik
Perbedaan potensial antara muatan negatif di awan dan muatan positif di bumi atau antar bagian awan menjadi sangat besar (dapat mencapai jutaan volt). Ketika tegangan ini cukup kuat untuk mengatasi hambatan udara, terjadilah pelepasan muatan listrik (discharge). -
Pelepasan Muatan (Terjadinya Petir)
Petir terjadi melalui beberapa tahap:-
Leader: Saluran ionisasi bermuatan negatif bergerak dari awan menuju bumi, menciptakan jalur berkelok.
-
Return Stroke: Saat leader mendekati permukaan tanah, muatan positif dari bumi mengalir ke atas melalui jalur tersebut. Pelepasan energi ini menimbulkan kilatan cahaya yang kita kenal sebagai petir.
-
-
Proses ini terjadi sangat cepat, sering kali kurang dari 1 detik.
-
Efek Suara (Guruh)
Udara di sekitar saluran petir memanas mendadak hingga sekitar 30.000°C (lima kali lebih panas dari permukaan matahari), menyebabkan ekspansi udara secara eksplosif dan menghasilkan gelombang suara yang kita dengar sebagai guruh.
Perlu diketahui, petir tidak hanya terjadi antara awan dan tanah, tetapi juga antar awan atau bahkan di dalam satu awan. Fenomena ini sangat umum di daerah tropis seperti Indonesia.
B. Potensi Bahaya Petir
Petir adalah fenomena alam yang bisa menimbulkan berbagai risiko, baik terhadap manusia, lingkungan, maupun infrastruktur. Berikut potensi bahayanya dan langkah mitigasinya:
1. Bahaya terhadap Manusia:
-
Kejutan listrik: Sambaran langsung dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan organ, hingga kematian.
-
Gelombang kejut: Suara petir yang keras bisa memicu trauma akustik atau gangguan pendengaran.
-
Efek tidak langsung: Arus listrik dari sambaran petir di dekat seseorang bisa mengalir melalui tanah atau benda logam.
2. Bahaya terhadap Bangunan dan Infrastruktur:
-
Kerusakan fisik: Sambaran petir dapat merusak bangunan, antena, dan pohon.
-
Gangguan listrik: Arus tinggi dapat menyebabkan lonjakan tegangan yang merusak alat elektronik.
-
Kebakaran: Petir dapat memicu kebakaran, terutama jika mengenai material mudah terbakar.
3. Bahaya terhadap Transportasi:
-
Penerbangan: Pesawat dapat terkena petir, meski umumnya sudah dilengkapi pelindung.
-
Transportasi darat: Petir yang menyambar rel atau jalan bisa mengganggu operasional.
4. Kerusakan Ekosistem:
-
Kebakaran hutan: Sambaran di daerah kering dapat menimbulkan kebakaran.
-
Gangguan pada hewan: Suara dan energi dari petir bisa membuat satwa liar stres.
Mitigasi Risiko Petir
1. Langkah Perlindungan Personal:
-
Hindari area terbuka saat terjadi petir.
-
Hindari penggunaan benda logam seperti payung logam.
-
Cari perlindungan di bangunan tertutup atau kendaraan tertutup.
-
Jauhi pohon tinggi atau tiang listrik.
2. Proteksi pada Bangunan:
-
Pasang sistem penangkal petir untuk mengarahkan arus ke tanah.
-
Pastikan sistem grounding bangunan sesuai standar.
-
Gunakan surge protector untuk melindungi peralatan elektronik.
3. Mitigasi pada Infrastruktur Publik:
-
Rutin memeriksa saluran listrik agar tidak terjadi lonjakan atau percikan.
-
Gunakan sistem deteksi petir untuk memberikan peringatan dini.
4. Edukasi dan Kesiapsiagaan:
-
Lakukan edukasi publik tentang bahaya petir dan langkah perlindungan.
-
Ikuti informasi cuaca dari BMKG, terutama di musim penghujan.
Penutup
Petir bukan hanya fenomena fisik yang menggetarkan bumi dan langit, melainkan juga tanda kekuasaan Allah yang sepatutnya direnungi. Dalam setiap kilat dan guruh, ada pelajaran tentang kelemahan manusia dan kebesaran Tuhan. Selain menjaga diri secara fisik melalui mitigasi risiko, mari kita jadikan petir sebagai pengingat untuk memperkuat iman dan takwa.
وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al-Baqarah: 20)
Semoga tulisan ini menambah ilmu, memperkuat keimanan, dan meningkatkan kesiapsiagaan kita terhadap fenomena alam yang tak hanya indah untuk dikaji, tetapi juga penuh hikmah untuk direnungi.
Oleh:
Ir. Rudi Heriyana, S.T., M.Pd.
Wakil Ketua Bidang II DPD Wahdah Islamiyah Sinjai