
Wahdah Islamiyah Sinjai Tebar 39 Khatib Iduladha, Layani Umat di Berbagai Penjuru Kabupaten
Sinjai.Wahdah.Or.Id – Menjelang Hari Raya Iduladha 1446 H / 2025 M, Departemen Dakwah dan Pembinaan Masjid Wahdah Islamiyah Sinjai kembali melaksanakan program tahunan bertajuk Tebar Khatib Iduladha. Tahun ini, sebanyak 39 dai dan muballigh dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi ditugaskan sebagai khatib salat Id yang tersebar di berbagai masjid dan lapangan di wilayah Kabupaten Sinjai.
Program ini bertujuan untuk memastikan penyampaian pesan-pesan keislaman dan nilai-nilai pengorbanan dalam Iduladha dapat disampaikan secara utuh, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.
Ketua Departemen Dakwah dan Pembinaan Masjid Wahdah Islamiyah Sinjai, Ustaz Muhammad Yusrin menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk kontribusi nyata lembaga dalam memenuhi kebutuhan dakwah di tengah masyarakat, khususnya pada momen besar seperti Iduladha.
“Alhamdulillah, kami bersyukur dan berterima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepada para dai Wahdah untuk menjadi khatib di tempat mereka. Ini bukan hanya amanah, tapi juga ladang dakwah dan pengabdian,” ujar beliau.
Sejumlah tokoh yang ditugaskan dalam program ini antara lain:
Puluhan dai ini menyebar ke berbagai kecamatan seperti Bulupoddo, Tellulimpoe, Sinjai Barat, Timur, Selatan, hingga Pulau Sembilan menebar manfaat di penjuru bumi panrita kitta Sinjai.
Tak hanya di masjid, beberapa khatib juga dijadwalkan bertugas di lapangan terbuka seperti SDN 285 Pakkita, Lapangan Lasiai, dan SMPN 14 Talle. Hal ini menunjukkan komitmen Wahdah Islamiyah dalam menyapa dan melayani masyarakat hingga pelosok.
Dengan tema-tema khutbah yang mengangkat semangat pengorbanan, tauhid, dan kepedulian sosial, para khatib diharapkan dapat menjadi penyambung pesan Iduladha kepada umat, sekaligus menguatkan nilai-nilai ukhuwah dan keikhlasan di tengah masyarakat.

Wahdah Islamiyah Sinjai Gelar Buka Puasa Arafah, Perkuat Ukhuwah dan Semangat Sunnah
Sinjai.Wahdah.Or.Id – Ada saat-saat dalam hidup yang memberi ruang untuk memperlambat langkah, menenangkan hati, dan menguatkan kembali tali persaudaraan. Hari Arafah adalah salah satunya—hari istimewa yang diisi dengan doa, dzikir, dan amal kebaikan yang berlipat pahala. Di momentum penuh berkah ini, Dewan Pengurus Daerah Wahdah Islamiyah Sinjai kembali menggelar kegiatan buka puasa Arafah bersama jajaran pengurus dan keluarga besar lembaga, Kamis (5/6/2025).
Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan 9 Zulhijah 1446 H di Masjid Samiih Muhammad Al-Almaai, yang berlokasi di samping Markas KODIM 1424 Sinjai. Rangkaian acara dimulai sejak menjelang Maghrib hingga selepas salat Isya, diwarnai suasana hangat, akrab, dan penuh kekhusyukan.
Ketua DPD Wahdah Islamiyah Sinjai, Ustaz Muhammad Shaleh Kurdi, S.Pd., M.Pd.Gr., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya agenda tahunan, tetapi juga bagian dari upaya menjaga budaya amal jama’i dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.
“Puasa Arafah adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan oleh Nabi ﷺ. Maka kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tapi juga bentuk konkret menjaga semangat sunnah di tengah masyarakat,” ungkap Ustaz Shaleh.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Pengurus Masjid Samiih Muhammad Al-Almaai dan Komunitas STIKA (Sosial & Thalibul Ilmi Karampuang). Sejumlah pihak juga mendukung melalui sponsorship, antara lain Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ), Koperasi Bersatu, Wahdah Water, dan Yayasan Pendidikan Al-Islami Sinjai (YPAIS).
Suasana santai namun khidmat begitu terasa. Setelah berbuka puasa bersama dan melaksanakan salat Maghrib berjamaah, peserta melanjutkan dengan santap malam yang disiapkan oleh panitia. Kebersamaan ini menjadi ruang untuk saling menyapa, bertukar cerita, dan mempererat ikatan kekeluargaan dalam bingkai dakwah.
Salah satu peserta, Ustaz Ikhlasul Amal, menyampaikan rasa syukurnya bisa turut hadir dalam kegiatan ini.
“Kami merasa senang bisa berkumpul bersama keluarga besar Wahdah. Ini momen langka yang sangat bermakna, apalagi di hari Arafah yang penuh berkah,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Wahdah Islamiyah Sinjai berharap semangat beribadah dan nilai-nilai kebersamaan terus tumbuh dan mengakar, tidak hanya saat hari-hari besar, tetapi juga dalam seluruh lini kehidupan dakwah, sosial, dan pendidikan umat.

Menjelang Idul Adha, WIZ Sinjai Salurkan Bantuan Sembako untuk Dhuafa di Sinjai
Sinjai.Wahdah.Or.Id – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) Gerai Sinjai kembali menunjukkan kepeduliannya kepada sesama dengan menyalurkan bantuan sembako berupa beras kepada kaum dhuafa di Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Selasa (3/6/2025).
Penyaluran ini merupakan bagian dari program rutin WIZ dalam membantu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat menjelang hari raya. Sebanyak 50 Kg beras dibagi kepada enam keluarga penerima manfaat yang mendapatkan bantuan, termasuk di antaranya Emming seorang janda lanjut usia yang hidup sebatang kara.
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan berterima kasih. Apalagi di rumah ini saya sudah tidak punya suami, tidak punya anak, dan hanya berharap dari bantuan-bantuan seperti ini," ucapnya haru saat menerima bantuan.
A. Riski Akas selaku Amil WIZ menyampaikan bahwa program ini adalah amanah dari para donatur yang disalurkan kepada mereka yang berhak menerima.
"Semoga beras yang kami berikan dapat membantu dan memenuhi kebutuhan menjelang Hari Raya Idul Adha. Kami juga menyampaikan amanah donasi tetap dari para donatur WIZ Sinjai," ungkapnya.
Warga yang menerima bantuan menyambut baik dan mengapresiasi langkah ini. Bantuan tersebut menjadi angin segar di tengah berbagai keterbatasan ekonomi, terutama bagi mereka yang hidup sendiri dan tidak memiliki penghasilan tetap.

Hukum Ketika Hari Id Bertepatan dengan Hari Jumat
Sinjai.Wahdah.Or.Id -- Salah satu permasalahan fikih yang sering dibahas adalah ketika hari raya (Idul Fitri atau Idul Adha) jatuh pada hari Jumat. Pertanyaannya: apakah orang yang telah melaksanakan shalat Id tetap diwajibkan menunaikan shalat Jumat?
Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat, dan berikut rinciannya:
1. Pendapat Madzhab Hanafiyah dan Malikiyah: Wajib Jumat Meski Telah Shalat Id
Menurut Madzhab Hanafiyah dan Malikiyah, shalat Jumat tetap wajib meskipun seseorang telah menunaikan shalat Id. Pendapat ini didasarkan pada ketegasan bahwa dua ibadah tersebut memiliki hukum tersendiri dan tidak saling menggugurkan.
Disebutkan dalam Tabyīn al-Ḥaqā’iq:
تَجِبُ صَلَاةُ الْعِيدَيْنِ عَلَى مَنْ تَجِبُ عَلَيْهِ الْجُمُعَةُ بِشَرَائِطِهَا سِوَى الْخُطْبَةِ، نَصٌّ عَلَى الْوُجُوبِ، وَهُوَ رِوَايَةٌ عَنْ أَبِي حَنِيفَةَ، وَهُوَ الْأَصَحُّ. وَفِي الْجَامِعِ الصَّغِيرِ: عِيدَانِ اجْتَمَعَا فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ، فَالْأَوَّلُ سُنَّةٌ، وَالثَّانِي فَرْضٌ وَلَا يُتْرَكُ وَاحِدٌ مِنْهُمَا.
Artinya:
"Shalat dua hari raya (Id) wajib atas orang yang wajib melaksanakan shalat Jumat dengan syarat-syaratnya, kecuali khutbah. Ini adalah nash yang menunjukkan kewajiban, merupakan riwayat dari Abu Hanifah, dan inilah pendapat yang paling benar. Dalam al-Jami’ as-Saghir disebutkan: apabila dua hari raya berkumpul dalam satu hari, maka yang pertama (shalat Id) adalah sunnah, dan yang kedua (shalat Jumat) adalah fardhu, dan tidak boleh meninggalkan salah satu dari keduanya."
(Tabyīn al-Ḥaqā’iq, Jilid 1, hlm. 223–224)
2. Pendapat Madzhab Hanabilah: Gugur Jumat Bagi yang Telah Shalat Id
Berbeda dengan Hanafiyah dan Malikiyah, Madzhab Hanabilah berpendapat bahwa orang yang telah melaksanakan shalat Id tidak diwajibkan shalat Jumat, melainkan cukup dengan shalat Dzuhur. Pendapat ini didukung oleh hadits-hadits yang menunjukkan adanya keringanan (rukhshah) dari Rasulullah ﷺ.
Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Ramlah asy-Syami:
عن إياس بن أبي رملة الشامي، قال: شهدتُ معاويةَ بن أبي سفيان، وهو يسأل زيدَ بن أرقم، قال: أشهدتَ مع رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم عيدين اجتمعا في يومٍ؟ قال: نعم، قال: فكيف صنع؟ قال: صلى العيدَ، ثم رخَّص في الجمعةِ، فقال: مَن شاء أن يُصلِّيَ فليُصلِّ.
(HR. Abu Daud, no. 1070)
Artinya:
"Aku menyaksikan Mu’awiyah bin Abi Sufyan bertanya kepada Zaid bin Arqam, 'Apakah engkau pernah bersama Rasulullah ﷺ pada dua hari raya yang berkumpul dalam satu hari?' Zaid menjawab, 'Iya.' Lalu ditanya, 'Apa yang beliau lakukan?' Ia menjawab, 'Beliau melaksanakan shalat Id, kemudian memberi keringanan untuk tidak menghadiri shalat Jumat. Rasulullah ﷺ bersabda: Siapa yang ingin shalat Jumat, silakan.'"
Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan:
قد اجتمع في يومكم هذا عيدان، فمن شاء أجزأه من الجمعة، وإنا مجمعون.
(HR. Abu Daud, no. 1073)
Artinya:
"Telah berkumpul dalam hari ini dua hari raya. Maka barang siapa yang ingin, cukup baginya shalat Id sebagai pengganti shalat Jumat. Namun kami tetap akan melaksanakan shalat Jumat."
3. Pendapat yang Dikuatkan oleh Para Ulama
Imam Ibnu Qudamah dalam al-Mughni mengatakan:
وإن اتفق عيد في يوم جمعة، سقط حضور الجمعة عمَّن صلى العيد، إلا الإمام، فإنها لا تسقط عنه إلا أن لا يجتمع له من يصلي به الجمعة.
(al-Mughnī, Jilid 3, hlm. 242)
Artinya:
"Jika hari raya bertepatan dengan hari Jumat, maka gugurlah kewajiban Jumat bagi orang yang telah menunaikan shalat Id, kecuali imam. Imam tetap wajib melaksanakannya, kecuali tidak ada jamaah yang hadir bersamanya."
Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmū’ Fatāwā juga berkata:
أن من شهد العيد سقطت عنه الجمعة، لكن على الإمام أن يقيم الجمعة ليشهدها من شاء شهودها، ومن لم يشهد العيد. وهذا هو المأثور عن النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه كعمر، وعثمان، وابن مسعود، وابن عباس، وابن الزبير وغيرهم، ولا يعرف عن الصحابة في ذلك خلاف.
(Majmū’ Fatāwā, Jilid 24, hlm. 211)
Artinya:
"Barang siapa yang telah menunaikan shalat Id, maka gugurlah kewajiban shalat Jumat darinya. Namun imam tetap wajib melaksanakan shalat Jumat untuk siapa pun yang ingin mengikutinya atau belum shalat Id. Ini adalah pendapat yang berasal dari Nabi ﷺ dan para sahabat seperti Umar, Utsman, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, dan lainnya. Tidak diketahui adanya perbedaan pendapat di kalangan sahabat dalam masalah ini."
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah juga memfatwakan:
من صلى العيد يوم الجمعة، رُخِّص له في عدم حضور صلاة الجمعة ذلك اليوم إلا الإمام، فيجب عليه إقامتها بمن حضر. فإن لم يحضر إليه أحد، سقط وجوبها عنه، وصلى ظهراً.
(Fatāwā al-Islāmiyyah, Jilid 1, hlm. 415)
Artinya:
"Barang siapa yang telah melaksanakan shalat Id pada hari Jumat, maka ia diberi keringanan untuk tidak menghadiri shalat Jumat, kecuali imam. Imam wajib melaksanakannya bersama orang-orang yang hadir. Jika tidak ada yang hadir, maka kewajiban Jumat gugur dan ia menggantinya dengan shalat Dzuhur."
Kesimpulan
Dari berbagai pendapat yang ada, pendapat yang lebih kuat (rajih) adalah:
-
Bagi orang yang telah melaksanakan shalat Id, kewajiban shalat Jumat gugur, namun ia tetap wajib melaksanakan shalat Dzuhur.
-
Imam tetap wajib menyelenggarakan shalat Jumat, kecuali jika tidak ada jamaah yang hadir, maka ia cukup menunaikan shalat Dzuhur.
Pendapat ini berlandaskan pada hadits-hadits shahih dan atsar para sahabat yang tidak menunjukkan adanya khilaf di antara mereka.
✍️ Oleh:
Ustaz Fadli Aiman, S.H., M.H.
Ketua Yayasan Pendidikan Al-Islami
Wahdah Islamiyah Kabupaten Sinjai

Kepala SD Unggulan Al-Wahdah Sinjai Ikuti Pelatihan Nasional Menuju Sekolah Islami dan Profesional
Makassar, Sinjai.Wahdah.Or.Id — Kepala Sekolah SD Unggulan Al-Wahdah Sinjai, Ustaz Jumadil Awal, S.Pd., mengikuti kegiatan Pelatihan Outstanding Kepala Sekolah dan Calon Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah DPP Wahdah Islamiyah. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, Kamis hingga Ahad, 29 Mei–1 Juni 2025, bertempat di Aerotel Smile Makassar, Jl. Muchtar Luthfi No. 38.
Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Jumadil menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan mengikuti pelatihan ini. Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, khususnya Yayasan Pendidikan Al-Islami Sinjai.
“Pelatihan ini sangat relevan dengan kondisi yang kami hadapi di sekolah. Banyak materi yang dibahas sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan,” ujarnya.
Pada hari ketiga pelatihan, ia mengikuti dua materi penting, yaitu Etika dan Integritas dalam Kepemimpinan yang dibawakan oleh Ustaz Dr. Muhammad Yasran Ansar, Lc., M.A., serta Komunikasi Efektif dan Public Speaking yang disampaikan oleh Ustaz Nuzul Haq, S.Pd., M.Sc.
“Dua materi ini sangat brilian dan dibutuhkan oleh para pemimpin dan pendidik untuk menciptakan perubahan nyata di lingkungan sekolah,” lanjutnya.
Tak hanya menyimak materi, Ustaz Jumadil juga memanfaatkan momentum ini untuk berdiskusi langsung dengan para narasumber. Salah satu topik yang ia angkat adalah soal kedisiplinan guru, yang menurutnya merupakan kunci utama dalam membangun lembaga pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing.
Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas, kompetensi, dan integritas para kepala sekolah serta calon kepala sekolah dalam menghadirkan kepemimpinan yang unggul, visioner, dan berkarakter Islami — sejalan dengan misi menciptakan sekolah yang profesional, religius, dan berorientasi masa depan.

Demi Sekolah Unggul dan Visioner, YPAIS Kirim Kepala Sekolah Ikuti Pelatihan Strategis
Makassar, Sinjai.Wahdah.Or.Id — Dalam upaya memperkuat kepemimpinan visioner di lingkungan pendidikan, Yayasan Pendidikan Al Islami Sinjai (YPAIS) mengirimkan para kepala sekolah terbaiknya untuk mengikuti pelatihan bergengsi bertajuk Outstanding Kepala Sekolah & Calon Kepala Sekolah. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah DPP Wahdah Islamiyah selama empat hari, mulai 29 Mei hingga 1 Juni 2025, di Kota Makassar.
Para kepala sekolah dari SD IT Wahdah Islamiyah Sinjai, SD Unggulan Al Wahdah, dan SMAS IT Wahdah Islamiyah Sinjai hadir sebagai delegasi resmi YPAIS. Mereka mengikuti berbagai materi pelatihan yang dirancang untuk membentuk pemimpin pendidikan yang tangguh, visioner, serta mampu menggerakkan perubahan positif di lingkungan sekolah.
Ketua YPAIS, Ustaz Fadli Aiman, S.H., M.H., menegaskan bahwa penguatan kapasitas kepala sekolah merupakan salah satu prioritas strategis yayasan dalam upaya memajukan mutu pendidikan Islam.
“Kami di Yayasan Pendidikan Al Islami Sinjai memiliki komitmen kuat untuk mencetak kepala sekolah yang visioner, berintegritas, dan inovatif. Keikutsertaan dalam pelatihan ini merupakan bagian dari investasi jangka panjang kami dalam membangun ekosistem pendidikan yang unggul dan berdaya saing,” ujar Fadli Aiman.
Ia juga berharap agar para peserta mampu mengimplementasikan ilmu dan wawasan yang diperoleh, khususnya dalam hal penguatan budaya sekolah yang positif, transformasi digital, serta pengelolaan sekolah secara strategis.
Pelatihan yang mengusung tema besar School Leadership Program ini mencakup berbagai topik penting, seperti Kepemimpinan Visioner dalam Dunia Pendidikan, Supervisi Akademik, Komunikasi Efektif dan Public Speaking, Manajemen Konflik, hingga Tata Kelola Program Kerja Sekolah. Selain itu, peserta juga diberi kesempatan untuk mempresentasikan program unggulan dari sekolah masing-masing, sekaligus membangun jejaring dan kolaborasi antarsekolah di bawah naungan Wahdah Islamiyah.
Melalui keikutsertaan aktif dalam kegiatan ini, YPAIS menunjukkan langkah konkret dan keseriusan dalam meningkatkan kualitas sumber daya kependidikan. Hal ini sejalan dengan visi untuk mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas, berakhlak mulia, dan berwawasan Islam.

Kupas Tuntas Pengantar Organisasi, Muslimah Wahdah Sinjai Gelar Daurah Manajemen
Sinjai.Wahdah.Or.Id – Muslimah Wahdah Daerah (MWD) Sinjai melalui Unit Urusan Cabang dan Ranting kembali menyelenggarakan Daurah Manajemen bagi pengurus baru. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Kamis–Jumat (29–30 Mei 2025), di Markaz DPD Wahdah Islamiyah Sinjai dan diikuti oleh 33 orang peserta.
Dengan mengusung tema “Pentingnya Integritas dalam Menjalankan Amanah dan Tanggung Jawab dalam Kepengurusan,” daurah ini bertujuan untuk membekali para pengurus agar mampu menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua Muslimah Wahdah Daerah Sinjai, Ustadzah Miftahul Jannah, S.Si., S.Pd. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa seorang pengurus bukan hanya sekadar memegang jabatan, tetapi memikul tanggung jawab besar yang harus ditunaikan dengan integritas dan semangat dakwah.
Salah satu materi utama dalam daurah ini adalah Pengantar Organisasi yang disampaikan oleh Ketua Divisi Urusan Daerah dan Cabang Muslimah Wahdah Wilayah Sulawesi Selatan, Ustadzah Sri Ramadhana, S.Pd. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja secara terencana dan terstruktur dengan aturan yang disepakati bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Beliau menguraikan tiga unsur utama dalam organisasi:
-
Tujuan, yang menjadi arah dan dasar dalam menggerakkan roda organisasi, termasuk dalam proses perekrutan anggota dan penyusunan program kerja.
-
Struktur, yang mencakup adanya kepemimpinan dan sistem kerja yang terorganisir, sehingga setiap unsur dalam organisasi dapat bersinergi untuk mencapai tujuan bersama.
-
Sumber Daya Manusia (SDM), yakni personil dan sarana pendukung yang menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan visi organisasi.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa organisasi dakwah Islam hanya akan berjalan optimal apabila ditopang oleh ketakwaan, ilmu, iman, ukhuwah, dan semangat kerja sama dalam menjalankan misi dakwah.
Di akhir penyampaiannya, Ustadzah Sri Ramadhana mengingatkan bahwa organisasi Islam harus menjadikan Salafusshalih sebagai teladan. Mereka adalah generasi terbaik umat ini, dan menjadi kewajiban bagi setiap individu serta lembaga dakwah untuk mengikuti manhaj mereka dalam beragama. Dengan demikian, umat akan terhindar dari perpecahan, bid'ah, dan penyimpangan.
“Beramal jamai atau berorganisasi dalam Islam bukanlah perkara baru. Justru, itu adalah sesuatu yang telah dicontohkan oleh para Salafusshalih. Maka, semangat berjamaah dan membangun organisasi dakwah yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para salaf adalah keniscayaan dalam menegakkan Islam secara menyeluruh,” pungkasnya.

WIZ Gerai Sinjai Salurkan Paket Buka Puasa Senin-Kamis, Kali Ini Sasar Santri Ponpes Darul Mukhlasin
Sinjai.Wahdah.Or.Id – Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) Gerai Sinjai kembali menebar manfaat melalui program penyaluran paket buka puasa bagi santri yang melaksanakan puasa sunnah Senin-Kamis. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (29/5/2025) di Pondok Pesantren Darul Mukhlasin, yang berlokasi di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
Sebanyak puluhan paket ifthar dibagikan kepada para santri yang istiqamah meneladani sunnah Rasulullah ﷺ. Program ini merupakan bagian dari inisiatif “Berbagi Ifthar Sunnah” yang secara rutin dijalankan oleh WIZ sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan dan pembinaan karakter santri di Kabupaten Sinjai.
Andi Yan Alfaidi, perwakilan WIZ Gerai Sinjai, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata dukungan kepada para penuntut ilmu yang menjaga semangat ibadah di luar bulan Ramadan.
“Alhamdulillah, ini adalah amanah dari para donatur. Kami berharap paket sederhana ini bisa menjadi penyemangat bagi adik-adik santri dalam menjaga sunnah dan menuntut ilmu,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa program ini merupakan agenda rutin yang menyasar seluruh pondok pesantren di Kabupaten Sinjai, tanpa terkecuali.
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Mukhlasin, Ustaz Hendra, turut mengapresiasi kegiatan ini dan menyampaikan rasa syukurnya atas perhatian dari WIZ kepada santri.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas perhatian dari WIZ. Ini menjadi penyemangat tersendiri bagi santri kami yang terbiasa melaksanakan puasa Senin dan Kamis. Semoga menjadi amal jariyah bagi semua pihak yang terlibat,” ungkapnya.
Program ini menjadi bagian dari sinergi antara lembaga zakat dan pesantren dalam mencetak generasi Qur’ani yang tangguh secara spiritual dan intelektual. Wahdah Inspirasi Zakat terus mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam program-program kebaikan melalui zakat, infak, dan sedekah demi keberkahan umat.

SDIT Wahdah Islamiyah Sinjai Gelar Tasyakuran Tahfidzul Qur'an Penuh Haru dan Bahagia
Sinjai.Wahdah.Or.Id – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Wahdah Islamiyah Sinjai kembali menggelar acara Tasyakuran Tahfidzul Qur'an sebagai bentuk apresiasi kepada para siswa yang telah menyelesaikan target hafalan tahun ini. Bertempat di Auditorium Andi Azikin (29/05/2025), kegiatan ini diikuti oleh 154 hafiz dan hafizah cilik dari kategori juz 1, 2, dan 27–30, serta dihadiri para orang tua dengan penuh suasana haru dan bahagia.
Acara dibuka secara resmi oleh Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai, Bapak Darwis, S.Pd.I., M.Pd.I. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas kontribusi SDIT Wahdah Islamiyah Sinjai dalam mencetak generasi Qur'ani di Bumi Panrita Kitta.
“Banyak sekolah, tetapi belum tentu semua sekolah mampu melahirkan generasi penghafal Al-Qur’an seperti ini,” ungkapnya.
Kepala SDIT Wahdah Islamiyah Sinjai, Muh. Rakib, S.Pd., dalam sambutannya menegaskan bahwa tasyakuran ini bukanlah kegiatan penamatan, melainkan bentuk penghargaan atas capaian hafalan siswa.
“Kami tetap mengikuti arahan yang berlaku terkait larangan penamatan. Namun, tasyakuran ini kami adakan sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan ananda kelas 2 hingga kelas 6 yang berhasil menyelesaikan target hafalannya selama setahun,” jelasnya.
Ketua DPD Wahdah Islamiyah Sinjai, Ustaz Muhammad Saleh, S.Pd., M.Pd., Gr., turut menyampaikan sambutan hangat. Ia mengucapkan selamat kepada para huffaz cilik dan memberikan apresiasi kepada para ustaz dan ustazah atas dedikasi mereka dalam mendampingi proses belajar anak-anak.
“Jangan pernah lelah menjaga amanah para orang tua. Teruslah belajar dan meningkatkan kompetensi demi mencetak generasi Islam yang lebih baik,” pesannya.
Salah satu momen istimewa dalam acara ini adalah penampilan Ananda Cholil Avis Nur, yang berhasil menyelesaikan sima’an hafalan 5 juz (juz 1, 2, 27–30) dalam sekali duduk. Ia pun dinobatkan sebagai Huffaz Terbaik tahun ini.
Orang tua Cholil turut berbagi pesan inspiratif dalam mendidik anak.
“Mendidik anak harus dimulai dari diri kita. Kalau kita ingin anak bangun subuh, maka kita harus bangun lebih dulu. Prinsip saya, lebih baik anak menangis sekarang daripada menangis di masa depan,” ungkapnya.
Kegiatan ini turut dimeriahkan oleh berbagai penampilan siswa, seperti pemutaran video kenangan saat menghafal Al-Qur’an, persembahan nasyid “Ayah dan Ibu”, orasi tentang Palestina, serta pertunjukan atlet karate SDIT Wahdah Islamiyah Sinjai.
Usai sesi tasyakuran, para peserta yang telah menyelesaikan tasmi’ diuji dengan sambung ayat oleh para tamu. Alhamdulillah, seluruh pertanyaan dapat dijawab dengan benar oleh para huffaz. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pemberian bunga dari anak kepada orang tua, yang disambut dengan tangis haru dan pelukan hangat, menandakan kedekatan emosional yang mendalam antara anak dan orang tua.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, SDIT Wahdah Islamiyah Sinjai kembali menunjukkan komitmennya dalam membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak mulia, tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kuat dalam pendidikan agama dan karakter.
Semoga setiap ayat yang mereka hafalkan menjadi cahaya penuntun menuju Surga-Nya dan menjadi mahkota kemuliaan bagi kedua orang tua mereka di akhirat kelak.

Komunikasi dalam Rumah Tangga: Kunci Harmoni yang Sering Diabaikan
Sinjai.Wahdah.Or.Id – Dalam kegiatan Taklim Sakinah yang digelar di Markas Dakwah Wahdah Islamiyah Sinjai pada Rabu, 28 Mei 2025, Ustaz Mustaming Pabolloi, S.Pd.I., S.Kom.I., CIET., CCT. menyampaikan materi bertema “Seni Berkomunikasi dalam Rumah Tangga”. Dalam pemaparannya, beliau menekankan pentingnya komunikasi yang sehat dan efektif sebagai fondasi utama dalam membangun keluarga yang harmonis.
Menurutnya, banyak persoalan rumah tangga bukan berasal dari masalah besar, melainkan dari hal-hal kecil yang tidak dikomunikasikan dengan baik. Bahkan, kebosanan dalam rumah tangga seringkali muncul ketika hubungan hanya dibangun di atas dasar cinta semata. “Cinta itu bisa pudar,” tegas beliau. “Namun ketika rumah tangga dibangun atas dasar atau pondasi mawaddah dan rahmah, yaitu kasih dan sayang yang tulus, maka tak akan ada kebosanan meskipun orang yang kita hadapi itu-itu saja,” lanjutnya.
Komunikasi yang baik dalam rumah tangga, lanjut Ustaz Mustaming, memiliki banyak manfaat. Di antaranya adalah membangun kepercayaan dan keharmonisan antara suami istri, mencegah munculnya konflik dan kesalahpahaman, serta meningkatkan kualitas hubungan dalam jangka panjang. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang tercermin dalam firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 10, Al-Baqarah ayat 83, dan Ar-Rum ayat 21.
Dalam membangun komunikasi yang sehat, beliau mengajak para peserta untuk menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif. Di antaranya adalah kemampuan untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh, menyampaikan perasaan dan pikiran dengan jelas, menghindari kritik yang menyakitkan, serta membiasakan diri menggunakan bahasa yang positif dan suportif. Dalam konteks rumah tangga, komunikasi bukan sekadar bicara, tetapi bagaimana menyampaikan dan menerima pesan dengan hati dan empati.
Selain prinsip, beliau juga menyampaikan beberapa cara untuk menjadikan komunikasi dalam rumah tangga sebagai jalan memperkuat hubungan. Misalnya, berbicara dengan nada yang lembut dan sopan sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Furqan: 63), menghindari kata-kata kasar atau menyakitkan (QS. Al-Ahzab: 32), serta membiasakan diri menggunakan kata-kata yang membangun dan penuh harapan (QS. Al-Baqarah: 263). Kepedulian terhadap pasangan dan kemampuan menunjukkan empati juga menjadi hal penting dalam menciptakan suasana rumah tangga yang penuh kedamaian, sebagaimana disinggung dalam QS. Al-Baqarah: 286.
Ustaz Mustaming juga menjelaskan bahwa ketika konflik muncul dalam rumah tangga, pasangan suami istri harus mampu mengidentifikasi sumber konflik secara jujur dan terbuka. Penyelesaian yang bijak dan saling menguntungkan harus diupayakan tanpa melibatkan emosi yang merusak atau tindakan kekerasan, sebagaimana dicontohkan dalam surat Al-Hujurat ayat 9 dan An-Nisa ayat 135.
Di akhir penyampaian, beliau menegaskan bahwa komunikasi dalam rumah tangga adalah bagian dari ibadah. Maka dari itu, memperbaiki cara berbicara, memilih waktu yang tepat untuk berdiskusi, dan menciptakan ruang dialog yang nyaman di rumah menjadi bagian dari usaha mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Materi ini menjadi bagian penting dari Taklim Sakinah, sebagai upaya Wahdah Islamiyah Sinjai dalam mendukung ketahanan keluarga Muslim melalui pembinaan yang menyentuh aspek-aspek praktis kehidupan berumah tangga. Harapannya, kegiatan seperti ini terus berlanjut dan mampu memberikan dampak positif dalam menciptakan keluarga yang tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dalam keberkahan.